Oleh : Vara Dita Puri Ningtyas
[Sabtu, 25 Februari 2017] – Civitas Tree Grower Community (TGC) kembali melakukan aktivitas rutin pada grup-grupnya untuk mendukung program kerja Scientific Improvement (SI). Beberapa grup seperti Forest Nutrition Group (FNG), Patology Group (PG), Entomology Group (EG) dan Seedling Group (SG) telah melakukan mengawali praktikum lapang dari kuliah grup. FNG melakukan pembuatan pupuk kompos di persemaian sederhana di Departemen Silvikultur, SG melakukan pembersihan persemaian sekitar rumah kaca, PG melakukan kunjungan ke sebuah pembiakan jamur dan EG melakukan kunjungan ke sebuah tempat budidaya kroto.
Pembuatan pupuk kompos oleh FNG dilakukan dengan pengumpulan serasah kering di sekitar Fakultas Kehutanan. Kemudian serasah kering dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Serasah yang sudah dipotong-potong tersebut ditambahkan dengan dedak, rumen kambing, serta cairan EM4. Pemotongan serasah ke dalam bentuk yang lebih kecil, pemberian rumen kambing serta penambahan cairan EM4 bertujuan untuk mempercepat proses dekomposisi serasah. Penambahan dedak berfungsi untuk menambah nutrisi dari serasah yang berkurang ketika serasah sudah terdekomposisi. Serasah yang sudah dicampurkan dengan bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam ember serta diinkubasi selama 3 – 4 minggu dengan pembalikan serasah pada setiap minggu. Pengecekan pupuk kompos ini akan dilakukan pada praktikum selanjutnya.
Kunjungan PG dilakukan di kawasan pembiakan jamur yaitu Biotrop. Di tempat kumbung jamur ini anggota dari PG dibekali materi tentang jenis apa saja jamur yang dikembangbiakkan di Biotrop ini, proses pembuatan baglog, serta teknik yang dilakukan untuk inokulasi bibit jamur dari biakan murni ke variabel pertama (F1). EG melakukan kegiatan kunjungan di kawasan Krotobond. Di tempat ini para anggota EG dibekali dengan materi tentang budidaya semut rang-rang. Tidak hanya itu anggota EG juga diberikan cara marketing dari budidaya semut rang-rang (kroto) ini. Pemasaran kroto di tempat ini sudah mencapai ke beberapa wilayah di Indonesia. Praktikum lapang serta kunjungan ke beberapa tempat budidaya ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada civitas Tree Grower Community (TGC) terhadap lingkup keilmuannya serta mengetahui aplikasinya.